2 Busana luar : Busana yang dikenakan diatas busana dalam. Sesuai dengan etika berbusana, maka berbusana harus disesuaikan dengan kesempatannya. Etika dan Estetika Berbusana 8 9. a. Busana untuk kesempatan kuliah atau sekolah Etika dan Estetika Berbusana 9 10. b. Busana untuk kesempatan kerja Etika dan Estetika Berbusana 10 11. c.
b Busana Pesta Busana pesta adalah busana yang dipakai untuk menghadiri suatu pesta. Dalam memilih busana pesta hendaklah dipertimbangkan kapan pesta itu diadakan, apakah pestanya pagi/siang, sore ataupun malam, karena perbedaan waktu juga mempengaruhi model, bahan dan warna yang akan ditampilkan.
LAPORANPRAKTIK INDUSTRI PEMBUATAN BUSANA PESTA SORE DENGAN KREASI HIASAN BUNGA MAWAR DI QONITA BATIK PEKALONGAN. Pipit Dewi. Download PDF. Download Full PDF Package. This paper. A short summary of this paper. 33 Full PDFs related to this paper. READ PAPER.
panitia penentuan tema, sumber dana, dewan juri serta waktu dan tempat penyelenggaraan, 2) pelaksanaan meliputi penilaian gantung, grand juri, gladi bersih dan penampilan busana pesta malam dalam pergelaran busana Authenture, 3) evaluasi terdiri dari persiapan sampai pelaksanaan pergelaran busana.
Didalam Matius 22, ‘perumpamaan tentang perjamuan kawin,’ dikisahkan ada tamu yang datang dengan tidak pakai baju pesta (ay. 12). Dari perspektif budaya (kebiasaan orang Israel) pada waktu itu, pembesar yang menyelenggarakan pesta biasanya menyediakan jubah untuk dikenakan para tamu di pintu gerbang masuk tempat pesta itu dilangsungkan.
1eDxmC. 1. Pengertian Busana Pesta Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang dan pesta malam Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998 10. Menurut menurut Enny Zuhni Khayati 1998 3 busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi hari, siang hari dan malam hari. Sedangkan menurut Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982 166 busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa. Jadi busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pesta pagi, pesta siang, pesta sore maupun pesta malam hari, dimana busana yang dikenakan lebih istimewa dibandingkan dengan busana sehari-hari, baik dari segi bahan, teknik 62 jahit, desain maupun hiasannya. 2. Penggolongan Busana Pesta Menurut Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982 166 busana pesta berdasarkan waktu pemakaiannya dapat dibedakan menjadi a. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta pagi hari. Untuk busana pesta pagi hari, dipilih warna yang lembut yaitu biru, hijau, ungu, warna-warna muda dan cerah serta bahan yang digunakan bisa dari bahan sutera, batik dan lain-lain. Menurut Prapti Karomah 1990 motif bahan untuk busana pesta pagi hari adalah bunga, polos atau bentuk geometris. Dan model yang dipakai adalah bentuk leher berkrah atau tanpa krah, lengan pendek, ¾ atau panjang, rok suai, lingkaran atau ½ lingkaran, kerut dan lipit. Sedangkan untuk pelengkap yang digunakan lebih sederhana dari pesta malam yaitu perhiasan emas tetapi tidak berlebihan, sepatu tinggi dan tas berkilau. b. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta baik yang bersifat resmi atau tidak resmi pada waktu sore hari Enny Zuhni Khayati, 1998 3. Bahan untuk busana pesta sore lebih baik dari busana pesta pagi atau siang, model lebih bervariasi, warna bahan lebih menyolok atau lebih gelap dan cenderung hampir sama dengan busana pesta malam hari. Perhiasan yang dipakai 63 sebaiknya tidak berkilau. c. Busana Pesta Malam `Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari dari waktu mulai matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur baik bersifat resmi atau tidak resmi Enny Zuhni Khayati, 1998 3. Model dan perhiasan busana pesta malam lebih mewah dari pada busana pesta pagi maupun pesta sore hari. Busana pesta malam biasanya memilih bahan yang berkualitas lebih halus, lembut jika dibandingkan dengan busana pesta pagi maupun sore hari, bahan yang digunakan seperti chiffon, organsa, taffeta, satin, beledu dan bahan-bahan yang berkilau, dipilih warna-warna yang agak tua seperti hitam, biru tua, coklat tua, merah dan sebagainya. Pelengkap busana untuk pesta malam sesuai dengan model, bahan, warna dan tidak berlebihan, menggunakan sepatu bertumit tinggi dari kulit halus atau dari kain, dan perhiasan yang digunakan lebih mewah dari pada busana pesta pagi maupun pesta sore hari. d. Busana Pesta Malam Resmi Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 dan Sri Widarwati 1993 busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi terlihat mewah. e. Busana Pesta Gala 64 busana malam gala adalah pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misal Blacklees punggung terbuka, busty look dada terbuka, decolotte look leher terbuka dan lain-lain. 3. Karakter Busana Pesta Busana pesta menurut waktu dan pemakaiannya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu busana pesta pagi, siang sore, dan malam hari. Tentu saja desain dan perhiasan serta pelengkapnya berbeda-beda sesuai dengan waktu dan kesempatan pakainya. Berbeda dengan busana-busana pesta lain, busana-busana pesta malam adalah busana-busana pesta yang dikenakan untuk kesempatan pesta di waktu malam hari dimana desain busana dan perhiasan serta pelengkapannya lebih eksklusif dan lebih mewah. Dari uraian di atas dapat diketahui karakter busana pesta malam yaitu 1. Model/ Siluet Busana Pesta Desain busana pesta malam dapat mempunyai ciri khas berupa Desain terbuka dan glamour atau mewah. Maka terbuka disini adalah menampakan sebagian anggota badan misalnya desain dengan garis leher diturunkan off shoulder, deccolotte look, halter, bustie look, dan sebagainya. Bila desain berupa gaun panjang biasanya menggunakan belahan yang tinggi untuk memudahakan jalannya si pemakai. Siluet adalah bemtuk luar desain busana. Ada enam macam siluet yaitu siluet 65 A, I, H, Y, S, dan bustle Sri Widarwati, 19931. 2. Bahan Busana pesta Bahan busana pesta berupa textile, bahan textile adalah bahan yang berasal dari serat meliputi benang, tenunan maupun bukan tenunan. Bahan textile yang dimaksud meliputi tenunan, rajutan, kain dan renda. Bahan – bahan tersebut sangat berperan dalam penampilan dan mutu suatu busana. Kain termasuk bahan tekstil, karena diperoleh dari proses penenunan. Bahan yang digunakan untuk busana pesta adalah bahan yang bagus dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa Bahan – bahan yang digunakan antara lain beledu, kain renda, sutera, dan lain sebagainya. Bahan busana pesta yang digunakan pada umumnya mulai dari bahan yang lembut sampai bahan yang mencolok atau berkilau. 3. Warna Busana Pesta Warna dapat mencerminkan perasaan hati seseorang yang mengenakan busana. Warna yang gelap akan berkesan mengecilkan tubuh, sedangkan warna terang akan memberikan kesan gemuk. Untuk pemakain yang berkulit gelap disarankan memakai baju yang mempunyai unsur kekuningan. Wanita dewasa disarankan memakai warna pastel, hijau, biru karena warna-warna ini menimbulkan kesan dewasa, anggun dan tenang. Warna busana dan warna kulit mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika dalam pemilihan warna 66 busana kurang sesuai dengan warna kulit , sering menimbulkan pandangan yang kurang enak. Untuk itu dalam menentukan warna busana harus melihat warna kulit si pemakai. 4. Tekstur Bahan Busan Pesta Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat-sifat tersebut antara lain kaku, lembut, halus, tebal, tipis, dan tembus terang transparan, Sri Wdidarwati, 199314. Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar, tekstur halus, tekstur lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam rifah A Riyanto, 200347. Bahan yang digunakan untuk busana pesta malam adalah bahan yang halus, kasar, lembut, mengkilap dan tebal. Bisa juga busana ini menggunakan bahan tembus terang, tetapi harus dilapisi dengan bahan yang tebal atau bahan tembus terang hanya sebagai bahan busana bagian luar saja sedangkan untuk busana bagian dalam menggunakan bahan yang tebal. Tekstur bahan yang digunakan pada busana pesta malam adalah tekstur yang halu, lemas dan kasar.
Pengertian Busana Pesta Malam Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam Prapti Karomah dan Sicilia S, 19988-9. Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati 199370 busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya, baik dalam hal bahan, desain, hiasan, maupun teknik jahitannya. Busana Pesta Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 dan Sri Widarwati 1993 busana pesta dikelompokkan menjadi a. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul Busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap. b. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. c. Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah. d. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah. e. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misalnya Backlees punggung terbuka, busty look dada terbuka, decolette look leher terbuka dan lain-lain. 2. Karakteristik Busana Pesta Untuk menghasilkan sebuah busana pesta yang bagus dan bermutu tinggi perlu mempertimbangkan karakteristik dari busana pesta tersebut. Karakteristik busana pesta antara lain a Siluet Busana Pesta Menurut Sri Widarwati 1993 siluet busana pesta adalah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu desain. Siluet adalah garis luar bayangan suatu busana Sicilia Sawitri, 199457. Penggolongan siluet dibagi beberapa macam 1 Bentuk dasar Penggolongan siluet menurut bentuk dasar dibedakan menjadi 3, yaitu a Siluet lurus atau pipa straigh/tabular b Siluet lonceng bell-shape/bouffant shilouette c Siluet menonjol bustle shilouette 2 Pengaruh tekstur Siluet berdasarkan pengaruh tekstur dibedakan menjadi 2 yaitu siluet tailor dan siluet draperi. 3 Kesan usia Berdasarkan kesan usia, siluet dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan kesan gadis remaja flapper shilouette dan siluet dengan kesan dewasa mature shilouette 4 Bermacam huruf Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi siluet A, H, I, T, Y, S, X, O, dan L. 5 Bentuk yang ada di alam Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu a Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu 1 Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar membentuk buah dada bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar. 2 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil. 3 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar. 4 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman. b Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang rectangle, siluet trapesium trapeze, siluet taji wedge, dan siluet tunik T shape c Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas. d Siluet pant celana Menurut Sri Widarwati 1993 busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti model decollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain. Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar. b Bahan Busana Pesta Bahan yang digunakan untuk busana pesta biasanya dipilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan mampu menimbulkan kesan mewah. Bahan-bahan tersebut antara lain bahan yang tembus terang seperti bahan brokat, tile, organdi, sifon dan lain – lain Enny Zuhni Khayati, 19982. Sedangkan menurut Sri Widarwati 1993 bahan yang digunakan untuk busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, dan sebagainya. Busana pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang berkilau, bahan tembus terang, mewah dan mahal setelah dibuat. Menurut Enny Zuhni Khayati 19989 ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan busana yaitu 1 Memilih bahan sesuai dengan desain. 2 Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai. 3 Memilih bahan sesuai dengan kesempatan. 4 Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga. c Warna Busana Pesta Warna yang digunakan dalam pembuatan busana pesta biasanya kelihatan mewah dan gemerlap, untuk busana pesta malam biasanya menggunakan warna-warna mencolok/cerah, warna-warna yang lembut, seperti ungu, biru muda, dan putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah menyala dan biru gelap Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998. Sedangkan menurut Sri Widarwati 1993 pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-warna yang mengkilap. d Tekstur Bahan Busana Pesta Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat-sifat permukaan tersebut antara lain kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis, dan tembus terang transparan, Sri Widarwati, 1993 14. Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam Arifah A Riyanto, 2003 47. Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 tekstur bahan untuk busana pesta biasanya lembut, licin, mengkilap/kusam, tidak kaku dan tidak tebal dan juga memberikan kesan nyaman pada waktu dikenakan. 2. Pola Busana Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju/busana ketika bahan digunting Porrie Muliawan, 1992. Menurut Widjiningsih 19941 pola terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan blus, lengan, kerah, rok, kulot dan celana yang masih dapat diubah sesuai mode yang dikehendaki. Adapun langkah pembuatan pola adalah sebagai berikut a. Pengambilan Ukuran Untuk memperoleh pola busana yang pas dan cocok dengan model memerlukan ukuran bagian tubuh model secara tepat dan akurat. Setiap sistem atau metode pembuatan pola kontruksi memiliki jenis kebutuhan tentang ukuran yang berbeda-beda. Sebelum melakukan pengukuran, model yang hendak diambil ukurannya harus menggunakan peter ban dan diikatkan pada bagian-bagian tubuh tertentu hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil ukuran yang akuran selain itu atribut busana yang menjadikan tubuh lebih besar harus dilepas. Ukuran yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam adalah sebagai berikut 1 Lingkar Leher Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher. 2 Lingkar Badan Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari. 3 Lingkar Pinggang Diukur pas sekeliling pinggang. 4 Lingkar Pinggang LP Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack. Boleh dikurangi 1 cm. 5 Lingkar Panggul Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, ditambah 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter datar. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. 6 Tinggi Panggul Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai di bawah ban sentimeter di panggul. 7 Panjang Punggung Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengah belakang lurus ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang. 8 Lebar Punggung Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang kanan. 9 Panjang Sisi Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang di kurangi 2 a 3 cm. 10 Lebar Muka Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri. 11 Panjang Muka Diukur dari lekuk di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang. 12 Tinggi Dada Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada. 13 PanjangBahu Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah. 14 Lebar Dada Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari buste-haouder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa. 15 Panjang Lengan Blus Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang pergelangan lengan yang menonjol. 16 Lingkar Lubang Lengan Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan. 17 Ukuran Uji Diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang pada bawah petar ban. 18 PanjangRok Diukur dari batas pinggang sampai batas yang diinginkan. b. Metode Pembuatan Pola Pola adalah langkah awal dalam proses pembuatan busana. Pola ada beberapa jenis yaitu pola jadi dan pola yang dibuat langsung. Pola jadi adalah pola yang sudah ada di pasaran seperti majalah atau tabloid. Jenis pola yang sudah jadi yaitu, pola standar, pola rader, pola amplop, pola cetak, pola diagram. Selain pola yang sudah ada, cara untuk mendapatkan pola dengan membuatnya sendiri. Metode pembuatan busana terdiri dari dua macam yaitu 1 Drapping Drapping adalah cara membuat pola atau busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa di atas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju ke sisi dengan bantuan jarum pentul Widjiningsih, 1990 1. Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan diberikan lipit pantas kupnaad. Metode Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain dan banyak dilakukan sebelum konstruksi pola berkembang. 2 Konstruksi Pola Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang dari bagian-bagian yang diperhitungkan secara matematis dan gambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok dan lain-lain Widjiningsih, 19943. Dengan konstruksi pola ini dapat dibuat bermacam-macam busana. Menurut Porrie Muliawan 19927 untuk memperoleh konstruksi pola yang baik harus menguasai hal-hal sebagai berikut a Cara mengambil macam-macam jenis ukuran harus tepat dan cermat. b Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis lubang lengan harus lancar dan tidak ada keganjilan. c Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi harus dikuasai. Sistem atau cara pembuatan pola kontruksi terdapat beberapa macam seperti metode So-en, Meyneke, Charman, Cuppens Guers, Frans Wenner coupe, Derssmaking, ho Twan Nio, Njo Hong Hwie, Muhawa, Edi Budiharjo. Saat membuat pola busana, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti Sewaktu mengambil ukuran harus benar tepat dan cermat. Model diikat dengan peter ban pada beberapa bagian tubuh. Model harus berdiri dengan tegap jangan sampai membungkuk. Cara menggambarkan lengkungan-lengkungan pola pada busana harus luwes, seperti menggambar kerung lengan. kerung leher, garis panggul dan lain-lain. Perhitungan yang dilakukan harus cermat dan teliti sesuai dengan rumus, agar hasil yang diperoleh benar. Penerapan pembuatan pola menggunakan pola dasar mayneke. c. Teknologi Busana Teknologi busana adalah cara atau teknik pembuatan busana agar hasilnya menarik dan nyaman dipakai Nanie Asri Yuliati, 1993. Busana yang berkualitas tinggi biasnya penyelesaiannya menggunakan tangan seperti pengeliman, penyelesaian kampuh, penyelesaian lapisan, sehingga memakan waktu yang relatif lama dan membutuhkan ketelatenan. Teknologi pembuatan busana terdiri dari d Teknologi penyambungan kampuh Kampuh adalah kelebihan jahitan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit Nanie Asri Yulianti, 1993. Kampuh ada dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup. 1 Kampuh Buka Kampuh buka adalah kelebihan jahitan yang dihubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Cara menjahitnya yaitu a Kampuh – kampuh yang akan dijahit disatukan, kemudian dijahit dengan jarak sedang tepat pada garis pola. b Kampuh yang sudah dijahit dibuka dan dipres dengan setrika. Macam – macam kampuh buka antara lain a Kampuh buka diselesaikan dengan obras. b Kampuh buka diselesaikan dengan setik mesin. c Kampuh buka diseleseikan dengan rompok. d Kampuh buka diselesaikan dengan zig -zag. e Kampuh buka diseleseikan dengan tusuk balut. f Kampuh buka diselesaikan dengan tusuk feston. Teknik yang digunakan dalam pembuatan busana pesta malam pada kesempatan ini adalah kampuh buka diselesaikan dengan teknik dirompok kemudian disom, diterapkan pada rok pias 6. 2 Kampuh Tutup Kampuh tutup adalah kelebihan jahitan dari dua bagian yang tidak terbuka tetapi menjadi satu. a Kampuh Balik Kampuh yang dipakai untuk menyelesaikan pakaian anak, lenan rumah tangga dan untuk menyelesaikan pakaian dewasa wanita yang berbahan tembus terang. Ada dua macam kampuh balik yaitu kampuh balik biasa dan kampuh balik semu. b Kampuh Pipih Adalah yang digunakan untuk pakaian bayi dan pakaian pria. c Kampuh Perancis Kampuh yang dipakai bolak-balik, kampuh ini pada bagian baik buruknya terdapat dua jalur setikan. e Teknologi pelapisan/ lining Pelapisan yaitu kain untuk melapisi kain yang bahannya tipis atau kain yang terasa gatal dikulit. Linningadalah kain pelapis busana dan penutup jahitan sehingga busana tampak rapi, baik dari luar maupun bagian dari dalam. Penggunaan Linning juga berfungsi untuk menjaga agar bahan utama dari pakaian tidak cepat rusak terutama untuk pakaian dari dari bahan yang berkualitas tinggi dan harganya mahal. Dalam pemilihan linning harus disesuaikan dengan bahan pokok, bentuk busana, warna busana serta memiliki karakter hampir sama dengan bahan pokoknya. Contoh kain furing yaitu abute, asahi. Menurut Nanie Asri Yuliati 1993 teknik pemasangan linning ada dua cara yaitu 1 Teknik lepas yaitu teknik pemasangan antara bagian bahan utama dengan linning dijahit sendiri-sendiri, namun pada bagian tertentu dijahit menjadi satu untuk menyatukan kedua bagian tersebut. Misalnya pada rok yang berfuring lepas disatukan pada bagian ban pinggang. 2 Teknik lekat yaitu teknik pemasangan antara bahan utama dengan linning dijahit menjadi satu, biasanya digunakan untuk menjahit bahan-bahan transparan. f Teknologi interfacing Interfacing adalah lapisan yang tampak dari luar, misalnya lapisan lapel krah, lapisan belahan pada tengah muka. Kegunaan interfacing ini adalah untuk memperbaiki bentuk jatuh bagian-bagian busana sehingga terlihat rapi dan indah. Di pasaran interfacing di jual dalam berbagai macam bentuk seperti kain pasir, viselin, kain keras, kain gabus dan lain-lain. Dalam menentukan interfacing hendaknya memperhatikan hal-hal dibawah ini Kesesuaian dengan bahan utama Kesesuaian antara tebal dan tipis bahan utama Ketepatan penempatan bahan pelapis Kesesuaian dengan tujuan atau kegunaan interfacing g Teknologi pengepresan Teknologi pengepresan adalah suatu cara agar kampuh-kampuh terlihat lebih pipih dan rapi. Pengepresan ini dilakukan setiap kali selesai menjahit dengan menggunakan setrika dengan suhu yang disesuaikan dengan bahan busananya. Pada saat pengepresan untuk kain yang tipis atau mudah mengkilat sebaiknya menggunakan pelapis atau bahan lain. Penerapan Dalam Desain Busana Penerapan teknologi kampuh yang digunakan menggunakan kampuh buka dan dibagian bawah rok menggunakan penyelesaian wallsoom yang kemudian di ssom gulung. Tips Aman Merawat Busana Pesta 1. Biasanya busana pesta terbuat dari materi bahan halus seperti crepe, sutra, taffeta, brokat, lace georgette atau satin. Untuk bahan-bahan jenis ini sebaiknya Anda menggunakan pencucian dry clean. 2. Cara lain, rendam dalam larutan pencuci detergent, biarkan selama 10 menit, peras lembut dan jemur menggunakan gantungan. Ketika menjemur tidak perlu di terik matahari langsung, cukup diangin-anginkan saja. 3. Simpan dalam lemari dengan cara digantung atau dilipat, tergantung jenis bahan dan potongan baju 4. Keluarkan busana sebulan atau dua bulan sekali dari dalam lemari untuk diangin-anginkan. Cara ini dapat menghindari jamur akibat penyimpanan dalam waktu lama dalam lemari
busana pesta menurut kesempatan dan waktu